Minggu, 16 Maret 2014

Level Program Hamil




Setiap pasangan yang menikah, tentu saja menginginkan hadirnya buah hati. Nah, sayangnya, ada beberapa pasangan yang membutuhkan tenaga ekstra untuk mewujudkan cita-cita mereka. Apa saja level atau tingkatan perencanaan kehamilan yang dilakukan? mari kita bahas.

Level I
Tahap ini adalah masanya kedua pasangan menjawab "Dikasih nanti ya nggak apa-apa, dikasih cepet ya alhamdulillah." Pasangan ini menjalani program hamil dengan apa adanya, tanpa merasa perlu melakukan hal ekstra untuk mendukung datangnya kehamilan. Waktu level ini berbeda-beda tiap pasangan, rata-rata sekitar 6 bulan sampai 1 tahun.

Level II
Tahap mulai ada pertanyaan pada diri sendiri "Kok belum hamil kenapa ya?" Di level ini, pasangan mulai mencari-cari dan terbuka dengan ilmu berhubungan dengan kehamilan. Mulai belajar menghitung masa subur, mulai mencari cara-cara alternatif agar cepat hamil, mulai tanya sana-sini. Biasanya diikuti dengan perubahan pola hidup, misalnya lebih selektif dalam memilih makanan, mulai melakukan olahraga jika sebelumnya tidak, mulai mengkonsumsi vitamin persiapan kehamilan (misalnya susu perencanaan kehamilan, atau asam folat 400mcg dan vitamin e). Waktu level ini berbeda tiap pasangan, dianjurkan jika sudah 1-2 tahun (6 bulan yang berusia diatas 30tahun) menjalani tahap ini, untuk memeriksakan kondisi ke dokter spesiasil kandungan, atau dokter konsultan fertilitas.

Level III
Tahap ini, mulai membutuhkan usaha ekstra, mulai dari biaya, fisik, dan psikis yang kuat. Tahap ini pun paling rawan stres, terutama jika pasangan tidak memahami betul, tahapan-tahapan program hamil dengan pengawasan dokter.

- Dimulai dari tahap pemeriksaan USG di hari ke2-3 siklus haid, dilanjutkan dengan menjalani tes rekomendasi untuk mengetahui penyebab infertilitas (Analisa Sperma, HSG, Hormon, Pap Smear, TORCH, ACA, dll).

- Masa ini dokter akan melakukan evaluasi tentang keadaan suami istri, dan melakukan terapi sesuai dengan hasil tes rekomendasi.

- Jika semua hasil tes baik, atau biasanya bersamaan dengan masa pengobatan, dokter memberikan pilihan untuk memakai sedikit bantuan (penyubur). Masa menggunakan penyubur ini biasanya berlangsung selama 3 kali siklus haid. Jika belum berhasil, dokter akan mengevaluasi kembali.

- Namun jika salah satu hasil tes menunjukkan hasil kurang baik, dan sudah dilakukan pengobatan masih juga belum menggembirakan hasilnya, maka pasangan suami istri sudah saatnya naik kelas ke dokter spesialis konsultan fertilitas (SpOG Kfer).

Level IV
Tahap ini, biaya untuk program hamil mulai menguras kantong agak dalam. Selain semakin mendetailnya jumlah tes yang harus dijalani (dan biaya tes yang lumayan mahal), prosedur program hamil pun mulai banyak, sering bolak-balik ke klinik, bahkan dokter yang menangani pun akan terasa lebih spesial karena sering ketemu. Dan, tidak semua rumah sakit mempunyai alat untuk menjalani tahap ini. Level ini pasangan menjalani inseminasi buatan.

Inseminasi adalah salah satu teknik untuk membantu proses reproduksi dengan cara menyemprotkan sperma yang telah dipreparasi (diproses) ke dalam rahim menggunakan kateter dengan tujuan membantu sperma menuju telur yang telah matang (ovulasi) sehingga terjadi pembuahan. Proses pembuahan pada teknik inseminasi terjadi di saluran telur. Biasanya teknik ini ditujukan untuk membantu problem infertilitas seperti jumlah sperma yang sedikit atau bentuk rahim yang susah dijangkau oleh sperma dalam perjalanannya menuju telur.

Level V
Tahap paling unik, sebenarnya tahap ini bisa terjadi sebelum level empat. Saat ini pasangan memutuskan untuk istirahat atau bahkan berhenti menjalani program kehamilan, atau jika memang direkomendasikan satu level lagi (level vi) bisa jadi saat ini mereka memilih menabung, dan kembali dengan cara yang konvensional sambil menunggu. Uniknya, justruh banyak pasangan yang berhasil hamil pada masa 'pasrah' ini. Hal ini mungkin dikarenakan stres dan tekanan keinginan untuk hamil sudah hilang. Sehingga tubuh lebih relaks dan siap dengan datangnya kehamilan.

Level VI
Tahap yang hanya pasangan dengan kantong tebal yang masuk ke level ini. Saat ini adalah saatnya Bayi Tabung.

Program bayi tabung merupakan suatu cara untuk mendapatkan kehamilan pada pasangan infertilitas dengan cara mempertemukan sperma dan sel telur di luar tubuh manusia. Kemudian, setelah terjadi pembuahan, sejumlah 2-3 embrio akan ditanam kembali ke rahim si calon ibu.

Secara umum proses bayi tabung terdiri dari 8 tahap:
Pemeriksaan USG, hormon, saluran telur, dan sperma.
Penyuntikan obat untuk membesarkan sel telur.
Penyuntikan obat penekan hormon.
Pengambilan sel telur.
Pembuahan.
Pengembangan embrio.
Penanaman embrio.
Menunggu hasil.

---

Nah, yang membuat saya prihatin, banyak sekali pasangan yang mengeluh sudah melakukan berbagai cara namun belum hamil, atau berganti-ganti dokter, dengan alasan belum berhasil hamil, padahal setelah dikaji lebih detail, ternyata program hamilnya jalan di tempat, bukan program hamil yang dijalani dengan sadar, dan naik dari tahap satu ke tahap lain. Atau ada juga yang programnya bertahap, namun pasangan tersebut mengesampingkan hal-hal yang mungkin menghalangi terjadinya kehamilan, misalnya infeksi yang tidak tertangani dengan baik, hormon yang tidak stabil, pola hidup kurang sehat, faktor psikis dll.

Yuk, jadi pasangan cerdas dan bijaksana.

Mari kita siapkan generasi penerus yang baik, mulai dari sejak merencanakan kehamilan.

---

Tips sebelum mulai program hamil ke dokter :

Kenali dulu dokternya, cek dulu filosofi dokternya, sejalan nggak sama kita, udah klop, udah oke, udah nyaman, baru dimulai program hamilnya. Karena dokter adalah partner kita, program hamil adalah jalan yang panjang berliku dan bisa menguras tenaga (dan kantong) kita.

Ibarat pasangan adalah pilot pesawat, maka dokter adalah petugas bandara, yang akan membantu kita take off dan landing dengan selamat. Kalau tidak bersinergi dengan baik, bisa-bisa pesawatnya gagal, atau lebih parahnya lagi kecelakaan.

Rabu, 12 Maret 2014

Akhirnya Positif, Aku Hamil


Program Hamil kali ini, sebenarnya adalah program hamil paling stres. Paling pasrah. Udah nggak ngarep. Karena dokter udah bilang ini siklus terakhir pakai clomid, kalau belum berhasil, HSG dulu baru lanjut. Down, gemes, hopeless... aaaarrrggghhh... Sampai akhirnya keluar kata-kata : "Udahlah, kalau emang rezeki, mau ngapain aja pasti jadi."

Peraturan program hamil yang paling beda dari program ini :
- Saat 'bikin', dinikmati sepenuh jiwa.
===> jadi kalau pengen ya bikin, mau tiap hari, sehari 3 kali, sehari 10 kali... terserah.

- Jadi diri sendiri
===> Kalau nggak suka, saya bilang nggak suka. Nggak cocok masakan mertua, ya bikin lauk sendiri. Ada masalah sama orang, adu argumen sampai selesai dan damai. Pokoknya, saya jadi diri sendiri. Kalau nggak suka ya silahkan pergi, kalau suka, ya sini sama saya... hahahaha (ketawa monster)

- Ibadah
===> Yang sebelumnya diniatin punya anak, saya ganti deh, saya ikhlasin, pokoknya dibikin enteng aja, sepenuh hati.

- Minum asam folat 400mcg, Vitamin E 400IU, Multivitamin dari dokter. Dan suami juga minum

- Nyoba lagi minum kaplet wulandari 7 hari sebelum perkiraan haid (nggak kuat, cuma bertahan 2 hari)

tanggal 2 Maret 2014
Entah ada ilham apa., jam 02.16 pagi, kebangun dan ada feeling buat test pack, dan alhamdulillah, ada tes pack nganggur juga di deket kamar mandi. Bismillah, capcus... di tes di kamar mandi.

Kesan pertama, ooo... negatif... ya iyalah, telat aja belum.
langsung tes pack saya taruh di atas kloset, dan saya tinggal wudhu. (ceritanya mau curhat / ngadu kalau tes packnya negatif).

Pas udah selesai, dan sekalian mau dibuang... lho... lho... lho... kok ada 2 garis, satunya samar sih... jangan-jangan... gedubrak gedubruk... nyari senter... kyaaaa... beneran dua garis...
Bangunin suami, minta didoain moga-moga beneran hamil.
Dan dari diskusi panjang dengan suami, akhirnya sepakat, tiap hari tes pack terus, biar tahu perkembangan hormon HCGnya bagus nggak, khawatir kejadian hamil kimia terulang lagi.

tanggal 3 Maret - 7 Maret 2014
tes pack terus, makin lama senyumnya makin lebar, tes pack tambah jelas... Makin yakin kalau hamil.
tapiiii... kok masih samar aja... kapan jelasnya? Jadi deg-degan... karena test pack tinggal 1, sepakat lagi test pack ulang tanggal 10 Maret.

Lihat suhu basal tubuh, masih betah aja nongkrong di atas rata-rata... jadi tambah excited...

tanggal 10 Maret 2014
payudara membesar, baru sadar kalau banyak bra yang bikin sesak nafas sekarang, puting jadi senewen, sakit banget kalau disentuh. buat naik mobil bawaanya pengen ngosongin isi perut... mabok berat... berrrrr... gejala hamil mulai berulah... seneng-seneng sendu...

tes pack hasilnya positif jelas banget... alhamdulillah... legaaaaaa
sayangnya di USG belum kelihatan... ya iya, lagi puasa pas USG, inget kehamilan sebelumnya habis 3 botol air dulu sebelum USG biar kelihatan... boro-boro satu botol, saur tadi aja cuma 2 gelas kecil, dan sudah banyak yang keluar... hiks hiks... nggak apa-apalah, tunggu 2 minggu lagi...

Semoga kehamilanku yang ketiga ini lancar jaya... baby sehat, lengkap, normal... dan kelak jadi anak sholeh/sholehah. Aamiin.

Selasa, 18 Februari 2014

Tahap-tahap Program Hamil

Sekarang, saya mau berbagi informasi mengenai tahap-tahap program hamil yang saya lakukan.
Nah, program hamil ini bukan acuan baku ya bunda, karena berbeda kasus, maka bisa jadi tahapnya berbeda juga dengan yang saya jalani. Semoga bermanfaat

Tahap I
Program hamil mandiri. (waktunya berkisar 1-2 tahun). Nah, ini adalah tahap paling alami. Selama kurun waktu tersebut, bunda cukup mempersiapkan kehamilan sebaik mungkin, bisa ditambah dengan mengkonsumsi asam folat 400mcg, dan berhubungan di masa subur.
Jika selama kurun waktu tersebut bunda belum mendapatkan kehamillan (atau 6 bulan mencoba, bagi yang berusia diatas 30 tahun), maka program hamil naik satu tingkat lagi.

Tahap II
Pemeriksaan ke dokter.
untuk pemeriksaan awal, lakukan di haid hari ke 2-3. Bunda biasanya akan menjalani USG untuk mengetahui kondisi rahim dan telur. Jika ukuran sel telur bagus, dan rahim tidak ada masalah, dokter biasanya cukup meresepkan bunda asam folat dan vitamin-e.
Pada tahap ini, bunda bisa mendiskusikan test apakah yang direkomendasikan oleh dokter, kemungkinan-kemungkinan penghambat kehamilan dll.
Di tahap ini, ada juga dokter yang langsung bersamaan dengan tahap berikutnya

Tahap III
Pemberian penyubur.
Ada banyak sekali macam-macam penyubur, disesuaikan dengan kondisi bunda. Tujuannya adalah untuk memacu ovulasi.
Nah, dari pengalaman saya, tahap ini berlangsung selama 3 siklus haid.
Jika dalam 3 siklus ini belum juga berhasil, maka dilakukan pemeriksaan dari awal, walaupun sudah pernah hamil.

Tahap IV
Tahap ini sebenarnya bisa dirangkum dengan tahap II dan III.
Namun karena saya menjalankan program hamil dengan santai, dan tidak buru-buru intervensi obat, tahap ini baru masuk setelah 3 kali menjalani tahap III dan belum berhasil.
Di tahap ini, saya dibebaskan dari penyubur. Direkomendasikan untuk melakukan tes analisa sperma (suami), HSG (untuk mengetahui kondisi tuba), dan pap smear.
Saat ini, tahap ini baru masuk perencaan, karena saat saya menulis ini, saya baru menjalani tahap III di siklus ketiga, dan suami sudah menjalani analisa sperma.

Tahap V
Jika diketahui ada masalah pada sperma, dan atau tuba, sudah melakukan pengobatan namun belum juga berhasil, maka bunda bisa masuk ke tahap ini, Yaitu tahap inseminasi.
Dimana sperma (yang sudah di pilih hanya kualitas bagus) akan langsung dimasukkan sedekat mungkin dengan sel telur menggunakan alat, dan dibantu oleh dokter. Sayangnya, keberhasilan tahap ini hanya 20%.

Tahap VI
Tahap ini masuk jika kedua saluran tuba bunda mampet. dimana sangat kecil sekali kemungkinan untuk sperma dan sel telur bertemu. Maka pilihan selanjutnya adalah mempertemukan sperma dan sel telur di luar rahim, atau dikenal dengan bayi tabung.


Sekian dari saya.
Tahap-tahapan ini hanyalah berdasarkan pengalaman pribadi, mohon untuk bunda yang sedang menjalani program hamil untuk mengkonsultasikan perencaan kehamilan dengan dokter masing-masing.

Semoga bermanfaat.