Setelah menunggu selama 2 tahun yang penuh dag dig dug irama gendang, akhirnya seminggu yang lalu muncul 2 garis di testpack. Seneng. Bingung. Aneh.
Kenapa Aneh? karena nggak ada tanda-tanda kehamilan yang aku rasain. Biasa aja nih badan, payudara memang sakit, tapi dalam taraf normal seperti saat menjelang haidh. Suamiku, langsung cengar-cengir keGeeRan, dan, TA DAA !!! menghidupkan komputer !!!
(aku sih berharapnya histeris dan mengucapkan beraneka kata puitis tanda cinta...)
Dia menjadi lebih rajin online di Facebook. Sama sekali tidak nyambung dengan kehamilan. Kadang juga ditemukan linglung dan bengong. Alhamdulillah, cuma berlangsung selama 2 hari tanda-tanda mendekati kegilaan sementaranya, setelah itu berubah menjadi senyam senyum sendiri, semakin rajin online, dan Aha, lebih ingin tau tentang buku kehamilan, dan NAMA NAMA BAYI. Ya saudara-saudara, suami saya sedang asyik mencari nama bayi, dari bahasa Rusia. Alasannya sederhana, semakin nama itu susah diucapkan semakin bagus.
Sehari setelah testpack merubah suasana hatiku, kami dengan was-was pergi ke Bidan, soalnya langit gelap banget, ditungguin nggak hujan-hujan. Singkat cerita, Bu Bidan, menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, meraba-raba perut, dan menanyai kapan terakhir haidh.
Tekanan darahku termasuk rendah, berat badan termasuk waspada gizi buruk (IMT dibawah 18 , dari 157cm tinggiku, BB 42kg). Itu aja aku kaget berat badanku jadi 42, biasanya 40. Trus dikasih pil warna pink bulet yang katanya vitamin B, sama Etabion buat penambah darah katanya. Dan menurut hasil Rabaan Bu Bidan, sudah ada peregangan rahim. Oke, untuk hasil rabaan ini aku agak kurang yakin, soalnya setahuku janin usia kehamilan 8 minggu (itu itungan bu Bidan patokan haid terakhir) pastinya masih kecil sekali.
Yang paling membuatku ngeri, Bu Bidan memvonisku untuk melakukan suntik TT sebanyak 5 kali, hampir pingsan aku dengernya. Setahuku cuma 2 kali, peraturannya kapan berubah? suntik 1 kali setahun aja sudah terlalu banyak menurutku. Apalagi obat yang harus dikonsumsi dengan penelanan layaknya ular. Benar-benar menyiksaku.
Pulang darisana, aku berdiskusi dengan suami, nggak puas diperiksa cuma gitu doang, lagian haidhku nggak teratur. Kekeuh minta dianter ke dokter kandungan, biar lebih yakin. Apalagi ini anak pertama, banyak pertanyaan yang terngiang-ngiang. Terutama tentang suntik TT mengerikan itu.
Seminggu setelahnya, terlaksana niat periksa kandungan. Pilihan kami jatuh di RSUD Sarjito. Sebelum bertemu langsung dengan dokter, aku diukur BB sama tekanan darah sama perawat 2 orang, yang satu cowok, satuya ibu-ibu usia sekitar 40an lah, udah agak sepuh. Orangnya lucu, ngobrolnya seperti bercanda, padahal itu ngisi buat data pasien, sama ada keluhan apa. Ya, nggak ada keluhan apa-apa, kan baru mau memastikan hamil atau enggak. O iya, BBku udah naik jadi 44kg, busyet... makan apa aku seminggu bisa naik 2 kg, perasaan biasa aja deh, cuma nambah susu ultra 1 box / hari.
Akhirnya ketemu dokter cewek. Muslim lagi. Ditanya-tanya. Trus akhirnya pemeriksaan langsung pada vagina. Hyah, sempet horor dan kikuk juga, kok pakai buka dapur segala. Ternyata untuk memastikan kehamilan, karena testpack urine nggak aku bawa.
Diuplek-upleklah deh organ rahasia itu. Disorot pakai lampu gede. Katanya aku kena keputihan. Karena keputihannya tidak berbau dan tidak gatal, maka tidak berbahaya pula. Dokter menyarankan banyak minum air putih dan makan sayur, sama pakai sabun sirih. Dan sekalian udah dibuka, dokternya ngebersihin sekalian deh, dia sendiri yang menawarkan. Kalau tanya rasanya gimana? eh, bisa dibilang kurang nyaman, apalagi pas ngebersihinnya itu. hiii
Lalu balik ke ruang dokter, eh, langsung ditanya sama dokter lain, tapi cowok.
"Sudah pengen pipis belum?". Aku yang bingung, langsung melempar tatapan penuh tanya pada suamiku yang nunggu proses pemeriksaan tadi di ruang dokter. Eh dia malah, nyengir ketawa.
Ternyata untuk meyakinkan dokter, aku diminta USG, dan biar lebih jelas, harus dalam keadaan kantong kencing terisi. Karena sama sekali belum berminat pipis, akhirnya disuruh nunggu diluar sambil minum banyak-banyak sampai kerasa pengen pipis.
Setelah menghabiskan 1 botol jus buah naga (rasanya kayak bengkoang ya?), sama 3 botol kecil aqua, akhirnya ada sedikit hasrat pipis. Karena suamiku usil banget pengen cepet selesai, akhirnya balik lagi ke ruang dokter, walaupun belum pengen pipis amat.
Akupun diUSG (lewat perut ya), dokter awalnya menjelaskan, karena usia kehamilan masih awal, jadi wajar kalau misalnya tidak kelihatan, tapi kalau benar sudah 9 minggu, janinnya pastinya sudah kelihatan walau kecil. Di unyer-unyerlah perutku. Cepet, langsung deh kelihatan ada sesuatu yg bulet di rahim. eh tiba tiba dokternya nanya :
"Ada riwayat keluarga kembar nggak?"
Barengan kayak regu koor, aku dan suami bilang "enggak dok".
aku langsung merhatiin layar monitor lebih seksama sambil mendengarkan penjelasan dokter. menurut dokter kok seperti ada 2 kantong, tapi masih kecil banget.
Akhirnya selesai balik lagi ke ruang dokter. Katanya kemungkinan bisa jadi aku lagi hamil bayi kembar. melihat dari ukurannya kemungkinan usianya juga baru 1 bulan, karena baru terlihat kantong janinnya. Aku cerita tentang obat dari Bidan, eh dokternya malah tanya :
"Mual nggak buk? itu obatnya kalau diminum bisa mual hebat."
Aku yang merasa baik-baik saja, cuma geleng-geleng kepala sambil nyengir. (Mungkin karena hypnobhirting dan EFT aku nggak pakai morningsikness).
Dokter memberi resep lain, dan obat dari bidan harus dihentikan. Alhamdulillah, dokter juga bilang aku nggak perlu suntik TT sebanyak itu, cukup 2 kali.
Alhamdulillah lagi, obat dari dokter itu ternyata obat kunyah, rasanya manis dan baunya seperti susu. Kayaknya dokternya tau aja, aku nggak suka minum obat telen bulet-bulet, apalagi pahit.
Walaupun bulan depan harus balik lagi, buat memantau janinnya. Lega dan puas dengan pemeriksaan tadi. Semoga kehamilanku lancar dan semakin membahagiakan. Mau satu atau kembar, yang penting sehat dulu dan pertumbuhannya optimal.
Jadi inget Fred George nya Harry Potter, kayaknya seru juga punya anak kembar...